Senin, 28 Juli 2014

Ingin: Sholat Idul Fitri, a-Cara: ulah si "pelukis" kecil bikin bapak gagal sholat

Ingin: Sholat Idul Fitri, a-Cara: ulah si "pelukis" kecil bikin bapak gagal sholat - Hari ini tanggal 28 Juli 2014, bertepatan dengan hari Raya Lebaran (maaf masih lupa tahun hijriahnya) pokoknya 2014, hari dimana seluruh umat Islam merayakan Hari kemenangan setelah sebulan penuh berpuasa. Dengan kata lain, hari di mana kue - kue yang manis dan maknyos menunggu kita untuk disantap dengan brutalnya (itu saya pribadi sih). Hahahaha.

Sebelumnya untuk berita yang paling terbaru jangan lupa untuk melihat infonya di halaman depan yah.

Pukul setengah enam, kebanyakan dari kita sudah mulai keluar rumah untuk ikut sholat Ied di daerahnya masing-masing. Gema takbir berkumandang di seluruh pelosok negeri. menandakan 1 kewajiban utama harus segera dilaksanakan untuk menyempurnakan puasa kita yang telah dijalani selama satu bulan penuh.

Pukul setengah enam pagi dengan melawan dinginnya kota Malang, aku menuju kamar mandi, setelah semalaman begadang habis jagongan sama sanak family yang sudah saya ceritakan. Jika belum tahu kisah saya sebelumnya, baca saja Ingin: Lebaran bareng keluarga, Cara: tinggal cuzz mudik donk. Setelah berendam dan bertapa di kamar mandi dan menghabiskan sabun, seger sih tapi alhamdulilah saya sudah mandi pagi (tumben) . Sudah waktunya pakai sarung dan cuzz masjid. Liat banyak orang pada berbondong-bondong ke masjid untuk menunaikan sholat Ied benar-benar menggambarkan jika hari ini adalah hari yang benar-benar spesial + istimewa (tapi gak pake telor).

Meskipun saya menuju ke masjid, tepatnya masjid Mohammad Hatta (daerah perumahan saya di Jatimulyo-dekat suhat-Malang) tapi sholatnya tetap diadakan di halaman luar masjid karena halamannya mampu menampung hingga ratusan orang jamaah. Disitu aku kedapatan tempat di shaf laki-laki agak pojok ke kiri hampir bagian belakang sendiri dikarenakan jamaah sudah hampir memenuhi seluruh shaf. Tahun ini semakin bertambah saja penduduknya aku rasa.

Disini ada kejadian nggaplek'i (bikin geli).

Aku duduk dengan memakai koran ditutupi sajadahku, tak berapa lama ada 3 orang berdiri di sebelah kiriku, 2 orang bapak dan 1 anak kecil, tapi aku tidak terlalu memperhatikan. Mereka tapi tak segera duduk, tetap berdiri di tempat. Aku sempet mikir, mbok ya ndang duduk to pak'e, malah bingung n bengong sendiri. Aku cuekin aja sih mereka sampai akhirnya mereka berusaha duduk meskipun merasa sedikit kebingungan, kan dalam batinku, wong cuma tinggal duduk, jadi apa salahnya.

Mereka kaya salah tingkah dan kebingungan, otomatis ya aku menoleh ke arah mereka dan aku jadi ikutan bingung kaya mereka. Nah loh?!! Mereka bingung soalnya mereka jangankan bawa sajadah, bawa koran aja enggak. Lah, udah tau sholatnya di halaman luar masjid, masak sholat sambil cium aspal?? Oalah, yawdah, kasian juga mereka kebingungan duduk akhirnya aku kasihkan semua koran yang aku bawa buat alas sajadahku buat mereka. Oke, masalah buat mereka bertiga beres.

Oke, waktunya ikutan membaca takbiran sambil menunggu sholat. Saat mulutku lagi komat kamit kaya baca mantra, giliran suara anak kecil di pojok kiri sendiri di antara ketiga orang yang duduk di sebelahku itu terdengar. Tapi bukan suara takbiran yang kudengar, tapi suara anak lagi batuk-batuk yang aku dengar. Awalnya seh biasa aja gak ada yang istimewa dari batuknya. Tapi lama kelamaan kok makin menjadi jadi juga yah tuh batuk. Gak berhenti-henti juga tuh batuk, yang ada malah makin ekstrim kliatannya. Kaya batuk orang tua yang akut. Dalam batinku, mungkin tuh anak kecil abis disuruh bapaknya semalaman jaga pos ronda kali yah.

Batuknya makin keras- makin keras, dan alhamdulilah secara amazing, batuknya tiba-tiba berhenti. Berhentinya bukan karena sembuh, tapi tuh anak keluarin jurus sakti terlarang! iya bener, tuh anak muntah-muntah di situ seketika, kasian juga benernya sih. Dan gak tau tuh anak kenapa tapi yang pasti, tuh koran yang tadi aku kasih ke mereka buat lemek sholat, sekarang telah tergambar secara abstrak oleh muntahan anak kecil tadi. Baju ayahnya juga tampaknya tak luput dari lukisan abstrak sang anak. Yaelah tong, ada-ada aja ulah kamu. Sang ayah tampak terlihat malu dan kesal pada sang anak karena kejadian itu. Mereka akhirnya memutuskan untuk mengatarkan anak itu pulang untuk membersihkan muntahan dan kelihatannya gagal untuk sholat Ied.

Pesanku untuk anak kecil misterius itu "wahai anakku, apapun yang kamu lakukan, jika kamu gak kuat mengerjakannya, kamu cukup lambaikan saja tangan kamu, niscaya ayahmu tidak akan murka kepadamu".

Yah itu kisah pengalamanku waktu saya sholat Ied tadi. Emang kasian si anak tadi, tapi sebenarnya kalo dilihat secara seksama lagi, si Ayah sebagai orang tua juga tampak teledor, udah tau sholat Ied di luar masjid, gak bawa sajadah buat dirinya sendiri, apalagi buat si anak, minimal koran lah. Contoh kita perang melawan musuh yang bawa senjata berat, masak kita perang cuma bawa batu kerikil, ditambah lagi anaknya itu lagi sakit pak bos, kenapa kaya gak care gitu. Ehm semoga agan-agan yang membaca artikel ini bisa memetik hikmah yang di ambil. Yaitu jangan meremehkan hal-hal yang kecil dan sepele, karena hal kecil dan sepele itu bisa membawa kamu ke tempat yang luar biasa nantinya (sok tau banget gue).

Oke sekian celotehan gak penting saya mengenai Ingin: Sholat Idul Fitri, a-Cara: ulah si "pelukis" kecil bikin bapak gagal sholat, jangan lupa membaca kisah sebelumnya yaitu Ingin: Lebaran bareng keluarga, Cara: tinggal cuzz mudik donk

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Ingin Apapun. | Published By Blogger Spy