Selasa, 29 Juli 2014

Ingin: "Petualangan Lebaran H1, a-Cara: "sehari bersama Mbah Nyentrik di Blitar

Ingin: "Petualangan Lebaran H1, a-Cara: "sehari bersama Mbah Nyentrik di Blitar - Idul Fitri kali ini pasti sobat sekalian pasti pada sibuk keliling silaturahmi untuk mengunjungi keluarga dekat maupun keluarga jauh kalian. Yang masih kecil-kecil pasti udah nyiapin saku banyak, agar bisa dapat "galak gampil" atau bahasa lainnya dikasih uang jajan oleh sanak keluarganya

Jangan lupa lihat postingan saya yang terbaru di halaman depan yah.

Dalam tradisi Jawa, keluarga yang lebih muda harus berkunjung ke sanak family yang lebih tua. Atau mungkin itu tradisi di manapun yah, haha gak tau, tapi yang jelas hari ini aku silaturahmi ke Blitar untuk mengunjungi mbah putri di Blitar.

Setelah solat Ied dan sungkem yang bikin aku hampir meneteskan air mata karena aku hanya setahun sekali melakukannya, sedangkan dosaku kepda mereka mungkin hampir setiap hari melakukannya, baik yang disengaja maupun tidak, kami sekeluarga berangkat menuju ke Blitar dari kota Malang sekitar pukul 8an untuk bersilaturahmi ke rumah mbahku. Sambil berkendara menggunakan mobil butut tahun 70an, kami menyusuri jalanan sambil menikmati indahnya perjalanan tanpa macet, sehingga keindahan kota begitu terasa. Rapi banget jadinya tanpa banyaknya kendaraan yang sering bikin macet.

Sejenak kami berhenti di waduk lahor, untuk sekedar mengisi perut dan menikmati pemandangan yang sejuk, nih ada fotonya, tapi jepretannya kurang pas. Jadi yang terjepret mungkin malah sampahnya.


Sebenarnya tempatnya itu indah dan menarik, tetapi ada satu hal yang menjadi masalah di tempat ini dan mungkin sebenarnya ini adalah masalah vital yang terjadi di negeri ini. SAMPAH! Banyak sekali di area ini bisa kita temukan banyak sampah yang berserakan di sekitar waduk. Ini dikarenakan tangan-tangan tak bertanggung jawab yang dengan seenaknya makan kemudian membuang bungkusnya ke sembarangan tempat. Kalo sudah kaya gini yang disalahkan siapa lagi kalau bukan pemerintah. Padahal apakah yang makan di tempat tersebut adalah pemerintah? Apa yang lagi ngemil snack disitu juga pemerintah. Sebenarnya banyaknya sampah dimanapun tempatnya adalah dikarenakan kesadaran kita sendiri, masalahnya adalah KITA sendiri! Kita terlalu malas untuk mencari tempat sampah. Saran dari saya sih kita boleh-boleh saja buang sampah di sembarang tempat, tapi jangan pernah menyesal jika suatu saat nanti kita akan mewariskan semua sampah kepada anak cucu kita di masa depan.


Oke kita lanjut ke perjalanan, untuk masalah sampah nanti akan saya bahas di  postingan lainnya. Setelah menikmati sejuknya pemandangan di waduk Lahor dan mengisi perut di warung soto, kami kembali ke jalanan.

Sekitar pukul 12 siang kami akhirnya sampai di tempat mbahku. Rumahnya sederhana dan bersih, tapi mempunyai halaman yang cukup luas untuk dipakai parkir. Kami masuk ke rumah udah disambut dengan mbahku, mbah Sumi namanya yang giginya tinggal dua biji saja. Beliau umurnya sudah 88 tahun, tapi masih mempunyai pendengaran yang masih normal, jadi kami masih bisa untuk mengobrol dengan mbah kami.

Saat saya salim ke mbahku, mbahku memanggilku dengan nama Djuri, yaitu adik dari mbah Sumi. Kalo kata mbahku sih, Djuri kulitnya putih perawakan sedang dan mempunyai wajah rupawan. Padahal kalo saya perhatikan di kaca sih aku ya biasa-biasa aja meskipun banyak yang bilang kalo aku mirip aktor Johny Deep (muji sedikit bolehlah soalnya selain emakq gda lagi seh yang muji). Kalo ada yang penasaran, main aja ke FB ku, add aja Kangmas raden tintin koplak (ganti nama gak tau caranya,maklum gaptek).

"Nak, embah iki mbiyen tau dolen nang Tulungagung numpak bis dewean bar ngedol beras sak kintal. Pas mbah nyampe terminal, mbah dikongkon balik muleh ambek Polisi gara-gara mbah disangkakne ape ngemis, aku trus ngomong, nak polisis, anak sulungku iku Kasat serse Tulungagung, mbah pengen ngeterne doa langsung nang anakku digawe kelancaran urip soale dungo ibu iku seng paling mandi. Dadakne mbah malah diterne numpak motor nok kota Tulungagung." kata mbahku sambil ketawa memperlihatkan giginya yang tinggal dua. Artinya adalah "Nak, mbah ini dulunya pernah main ke kota Tulungagung naik bus sendirian sehabis menjual beras satu kwintal. Saat mbah sampai terminal, mbah malah disuruh balik lagi pulang karena mbah disangka mau datang kesana buat ngemis, mbah ya bilang aja, nak polisi, anak sulung saya Kasat serse Tulungagung, mbah ingin mengantarkan doa langsung kepada orangnya demi kelancaran hidupnya, karena dari semua doa yang ada, hanya doa ibulah yang paling manjur. Eh ternyata mbah malah diantarkan naik motor di kota Tulungagung.



Mbahku sebenarnya mempunyai lahan sawah yang lumayan luas, penjualan berasnya bahkan bisa mencapai 1 truk sekali penjualan sehingga termasuk cukup kaya meskipun penampilan beliau dan rumahnya sederhana saja. Gak ada yang beliau takuti, 1 hal yang mungkin jarang dimiliki oleh anak muda jaman sekarang adalah beliau mempunyai kepercayaan diri yang luar biasa. Beliau bisa menunjukkan sisi lembutnya kepada orang yang disayanginya dan sisi buasnya kepada orang-orang yang menyakiti orang yang beliau sayangi. Tipe orang berpikiran sederhana yang tidak ada satu penghalangpun bisa menghalanginya. Itulah contoh yang harus ditiru, sederhana gak berbelit-belit tapi punya nyali, hal yang paling dibutuhkan di jaman ini.

Banyak sebenarnya yang ingin saya tuangkan tentang mbah saya ini. Hanya dapat sedikit saja di Ingin: "Petualangan Lebaran H1, a-Cara: "sehari bersama Mbah Nyentrik di Blitar. Orangnya polos, lugu, tapi sangat menyenangkan, jadi ketimbang nantinya longpost dan makin gak jelas cerita hari raya saya ya saya singkat segini aja, hehe meskipun ceritanya garing seh. Oke kalau ada pertanyaan silahkan saja kommen di bawah yah gan, jangan lupa untuk menyimak postingan saya yang lainnya yaitu Ingin: Sholat Idul Fitri, a-Cara: ulah si "pelukis" kecil bikin bapak gagal sholat

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Ingin Apapun. | Published By Blogger Spy